Sunday, May 18, 2025
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Personalia
  • Kategori Berita
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Lokal
    • Opini
    • Organisasi
  • Kontak
  • Lain-lain
    • Jadwal Shalat
    • Hitung Zakat
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Idul Fitri
No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Personalia
  • Kategori Berita
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Lokal
    • Opini
    • Organisasi
  • Kontak
  • Lain-lain
    • Jadwal Shalat
    • Hitung Zakat
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Idul Fitri
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Opini

Hikmah Dibalik Corona

teguh by teguh
September 20, 2020
in Opini, Utama
0
Hikmah Dibalik Corona
0
SHARES
119
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsAppTelegram

Lines (05/08) – Adanya pandemi corona yang belum tahu kapan berakhirnya, kita berada di garis patahan, yaitu berada di titik transformasi dari era old normal menuju era new normal. Ini adalah titik penentuan, apakah kita mampu beradaptasi dalam kesulitan atau menyerah dan pasrah menerima keadaan.

Hampir semua profesi maupun bidang pekerjaan harus beradaptasi di masa pandemi ini. Bagi pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen, beradaptasi dengan sistem belajar mengajar secara online. Menggunakan berbagai aplikasi seperti Zoom, Google Classroom, Google Meet, dan lain-lain. Meski dengan tergagap-gagap, tapi mau tidak mau harus bisa menguasai teknologi tersebut.

Awalnya memang terasa canggung, namun harus diakui bahwa dengan memanfaatkan teknologi tersebut, belajar mengajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dosen dan mahasiswa tidak harus bertemu secara langsung, masing-masing berdiam diri di rumah, namun transfer knowledge tetap bisa dilakukan. Hemat waktu, hemat biaya, dan tentu saja hemat infrastruktur.

Bagi para wirausaha kuliner maupun jual beli barang/jasa, juga tidak harus membuka toko atau pergi ke pasar membawa dagangan. Cukup dari rumah dengan aplikasi marketplace, sudah bisa memasarkan dagangannya secara online. Pembeli pun tidak perlu repot-repot pergi ke toko atau pasar. Cukup dari rumah, melalui smartphone sudah bisa memesan barang yang diinginkan.

Pembayaran juga tidak menggunakan uang secara fisik, tapi transfer melalui aplikasi internet banking. Mudah, hemat, dan cepat. Pasar tradisional pun mulai ditinggalkan. Mau tidak mau para pedagang harus belajar jualan online menggunakan teknologi digital. Hal ini pun dibuktikan pada bulan puasa tahun ini. Saat tidak ada pasar wadai (kue) seperti tahun-tahun sebelumnya, banyak orang-orang rumahan yang tetap berjualan wadai secara online, sistem pengantaran. Bahkan diantaranya juga memanfaatkan grup-grup whatsapp untuk menawarkan dagangannya.

Petani dan peternak juga tak luput dari dampak corona. Penjualan hasil panen menurun drastis.Bukan karena tidak diperlukan konsumen, tapi karena konsumen takut pergi ke pasar. Pasar sepi, penjualan otomatis menurun. Petani dan peternak juga harus memutar otak, agar bagaimana hasil panennya tetap sampai di tangan konsumen meski tidak melalui pasar. Lagi-lagi solusinya adalah memanfaatkan teknologi digital. Pasar online. Baik melalui media sosial (facebook, instagram, grup whatsapp) maupun melalui markeplace yang sudah ada.

Dengan demikian sebenarnya justru menguntungkan petani/peternak dan konsumen. Selama ini biasanya tengkulak membeli dari petani dengan harga serendah-rendahnya dan menjual kepada konsumen dengan harga setinggi-tingginya.Dengan tidak adanya tengkulak, maka petani dapat untung yang layak, konsumen pun dapat harga yang terjangkau.

Wabah corona juga telah memaksa semua orang berkumpul di rumah. Bersama keluarganya masing-masing. Selama ini sebagian besar kita disibukkan dengan pekerjaan. Bahkan tidak sedikit diantaranya yang pergi kerja saat anak-anak masih terlelap tidur, begitu pulang malam anak pun sudah tidur kembali. Sehingga sangat jarang bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak-anaknya.

Kini kita punya waktu selama berbulan-bulan tinggal bersama keluarga di rumah (stay at home). Maka ini kesempatan yang sangat baik untuk membangun kedekatan emosi dengan seluruh anggota keluarga. Saling bertukar cerita, berbagi pengalaman, dan memberikan nasihat-nasihat kebaikan. Sehingga hubungan dengan antar anggota keluarga pun jadi lebih intens lagi.

Stay at home dalam waktu lama memaksa istri atau suami untuk masak sendiri. Bagi yang selama ini terbiasa selalu makan di luar (warung makan atau restoran) akhirnyamau tidak mau harus belajar berbagai resep masakan. Dan ternyata dengan masak sendiri di rumah, jauh lebih hemat daripada makan di luar. Penghematan bisa mencapai 30-50%.

Agar tidak jenuh seharian berada di rumah setiap hari, bisa diisi dengan bersih-bersih halaman. Jika ada halaman yang kosong bisa dimanfaatkan untuk bertanam sayur-sayuran, atau beternak (misalnya ikan, kelinci, ayam,atau burung puyuh). Lumayan, hasilnya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dapur sendiri.

Maka setelah corona berakhir, semoga kita mempunyai keahlian baru yaitu: menggunakan teknologi digital, memasak, bercocok tanam, beternak, maupun keahlian yang lainnya. Dengan memiliki keahlian baru, akan mengurangi ketergantungan pada orang lain. Kita bisa lebih mandiri, bahkan bisa membantu orang lain.

Misalnya petani yang menguasai teknologi digital, ia tidak hanya berprofesi sebagai petani tapi juga sekaligus pengusaha. Karena selain menghasilkan hasil panen juga dapat memasarkan langsung kepada konsumen menggunakan teknologi digital. Ia tidak lagi tergantung pada tengkulak yang sering memainkan harga sesuka hati.

Bagi yang ahli memasak, juga bisa memasarkan masakannya secara online. Ia bisa sekaligus menjadi pengusaha kuliner. Tidak tergantung pada orang lain untuk memasarkan hasil masakannya. Yang bisa masak minimal bisa mengurangi makan di luar sehingga dapat menghemat pengeluaran keluarga.

Termasuk juga yang bisa memanfaatkan halaman pekarangannya yang kosong untuk bercocok tanam atau beternak. Ia tidak lagi sepenuhnya tergantung pada penjual sayur keliling. Tapi ia sudah bisa menghasilkan sayur mayur dan lauk pauk secara mandiri. Kalau hasil panennya banyak justru malah bisa sekalian dijual secara online. Sehingga menjadi sumber penghasilan tambahan bagi keluarga.

Yang tidak kalah pentingnya, pasca corona kita harus punya pola pikir baru. Hidup lebih hemat, mengutamakan fungsi, hilangkan gengsi. Gaya hidup sesuai dengan penghasilan, agar tidak besar pasak daripada tiang. Karena sekecil apapun uangnya akan cukup bila digunakan untuk hidup, tapi sebanyak apapun uangnya tak akan pernah cukup jika untuk memenuhi gaya hidup.

Harus cerdas mengelola keuangan keluarga. Cerdas secara finansial itu sangat penting, agar penghasilan yang diperoleh tidak habis begitu saja. Apalagi terjerat hutang, gali lubang tutup lubang.Dari penghasilan yang ada harus diusahakan bagaimana caranya agar mampu menciptakan sumber penghasilan baru.

Previous Post

Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

Next Post

Pendidikan Akademik Vs Vokasi

Next Post
Pendidikan Akademik Vs Vokasi

Pendidikan Akademik Vs Vokasi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

Plugin Install : Widget Tab Post needs JNews - View Counter to be installed
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Sulitkah Menjadi Professor?

Sulitkah Menjadi Professor?

September 21, 2020
Bahaya Kampanye LGBT

Kampanye LGBT Bahayakan Eksistensi Umat Manusia

December 12, 2022
Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

September 20, 2020
Ketum LPOI Pesan: Jaga Toleransi Antar Ormas Islam Jika Tak Ingin Bangsa Terbelah

Ketum LPOI Pesan: Jaga Toleransi Antar Ormas Islam Jika Tak Ingin Bangsa Terbelah

March 29, 2023
Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

0
Hikmah Dibalik Corona

Hikmah Dibalik Corona

0
Pendidikan Akademik Vs Vokasi

Pendidikan Akademik Vs Vokasi

0
Sulitkah Menjadi Professor?

Sulitkah Menjadi Professor?

0
LDII Hadiri Raker dan Halal Bihalal MUI Kabupaten Bandung

LDII Hadiri Raker dan Halal Bihalal MUI Kabupaten Bandung

May 5, 2025
Ponpes Wali Barokah Ikuti Sosialisasi Program OPOP dari Pemprov Jatim

Ponpes Wali Barokah Ikuti Sosialisasi Program OPOP dari Pemprov Jatim

March 5, 2025
PAC LDII Pabuaran Mekar Gelar Evaluasi Program Pembinaan Generasi Muda

PAC LDII Pabuaran Mekar Gelar Evaluasi Program Pembinaan Generasi Muda

December 15, 2024
DPD LDII Tangkot dan Selatan Apresiasi Penerapan 29 Karakter Luhur Para Santri di Ponpes LDII Jateng

DPD LDII Tangkot dan Selatan Apresiasi Penerapan 29 Karakter Luhur Para Santri di Ponpes LDII Jateng

December 13, 2024

Recent News

LDII Hadiri Raker dan Halal Bihalal MUI Kabupaten Bandung

LDII Hadiri Raker dan Halal Bihalal MUI Kabupaten Bandung

May 5, 2025
Ponpes Wali Barokah Ikuti Sosialisasi Program OPOP dari Pemprov Jatim

Ponpes Wali Barokah Ikuti Sosialisasi Program OPOP dari Pemprov Jatim

March 5, 2025

Tags

8 bidang pengabdian LDII Chriswanto Santoso Covid-19 gotong royong Halal Bihalal Kapolri Listyo Sigit Kepolisian Republik Indonesia KPU LDII LDII Bandung MUI MUI Bandung Pancasila Pandemi Papua Pemilu Damai Ponpes Wali Barokah Rapat Kerja Zulkifli Hasan
LDII PAPUA BARAT

DPW LDII PAPUA BARAT
Jl. Gunung Salju, Fanindi,
Kab. Manokwari,
Papua Barat
Telp. 0986 - 212313

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram

© 2021 - Managed by DPP LDII.

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Personalia
  • Kategori Berita
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Lokal
    • Opini
    • Organisasi
  • Kontak
  • Lain-lain
    • Jadwal Shalat
    • Hitung Zakat
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Idul Fitri

© 2021 - Managed by DPP LDII.