Sunday, June 8, 2025
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Personalia
  • Kategori Berita
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Lokal
    • Opini
    • Organisasi
  • Kontak
  • Lain-lain
    • Jadwal Shalat
    • Hitung Zakat
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Idul Fitri
No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Personalia
  • Kategori Berita
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Lokal
    • Opini
    • Organisasi
  • Kontak
  • Lain-lain
    • Jadwal Shalat
    • Hitung Zakat
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Idul Fitri
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Nasional

Ketum LPOI Pesan: Jaga Toleransi Antar Ormas Islam Jika Tak Ingin Bangsa Terbelah

teguh by teguh
March 29, 2023
in Nasional
0
Ketum LPOI Pesan: Jaga Toleransi Antar Ormas Islam Jika Tak Ingin Bangsa Terbelah

Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) KH Said Aqil Siradj menegaskan, perpecahan bangsa jangan sampai terjadi. Foto: LINES.

0
SHARES
210
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsAppTelegram

Jakarta (29/3). Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) KH Said Aqil Siradj menegaskan, perpecahan bangsa jangan sampai terjadi. Salah satunya dipicu oleh kontestasi politik Pemilu 2024. Selain itu ia menekankan hubungan antarormas Islam, harus mengedepankan toleransi, saling menghargai, dan menghormati.

Ia mengatakan penolakan ormas Islam terhadap ormas lain, merupakan ketidakmampuan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Indonesia memiliki banyak organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam, sehingga menurutnya perbedaan adalah keniscayaan diantara Ormas Islam.

Kyai Said mengatakan selama Ormas Islam itu berkomitmen dan berpegang teguh penguatan “Empat Pilar Kebangsaan”, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seharusnya sudah tidak ada perdebatan.

“Ukuran standarnya, selama masih komitmen dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI selesai (tidak perlu diperdebatkan). Ormas apapun kalau menerima Empat Pilar Kebangsaan, masalah sudah selesai,” kata Kyai Said saat ditemui di Tadarus Kebangsaan yang dihelat LPOI pada 25-26 Maret lalu di Jakarta.

Bahkan, ia turut menegaskan sesama ormas yang resmi dan legal harus saling menghormati, sebab perbedaan adalah hal yang biasa. “Berbeda itu hal biasa, tapi saling menghormati, tidak saling menyalahkan, tidak mengklaim kebenaran. Hanya kami yang benar, kamu salah, kamu sesat. Itu intoleran, yang harus kita tolak,” ujarnya.

Senada dengan pandangan KH Said Aqil Siradj, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, menegaskan pihaknya mendudukkan “Empat Pilar Kebangsaan” sebagai program teratas, baik dalam tataran organisasi maupun individu warga LDII, “Pesantren-pesantren dan sekolah-sekolah yang bernaung di bawah LDII, selalu melaksanakan upacara bendera sebagai bukti komitmen cinta kepada Pancasila dan NKRI,” tutur KH Chriswanto Santoso.

Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengungkapkan, LDII berkomitmen tentang kebangsaan sejak awal pendiriannya pada 1972, “Sejak tanggal 1 Juli 1972, LDII merupakan ormas Islam berasaskan Pancasila dan UUD 1945. Komitmen ini, dipertahankan dan diperjuangkan sampai dengan saat ini,” ujarnya.

Ia menjelaskan, LDII terus menjaga perjuangan tersebut. Bukan hanya konsep, tetapi diterapkan dalam bentuk kontribusi. “Komitmen kebangsaan ini, kami tuangkan dalam bentuk dokumen organisasi di seluruh jajaran LDII. Sumbangan pemikiran Pancasila, kami konsepkan dan tuangkan di daerah-daerah,” pungkasnya.

Ia menjelaskan, pemikiran LDII mengenai Pancasila dalam konstruksi keindonesiaan, “Sila pertama, Pancasila harus menjadi pondasi dan sekaligus mewarnai empat sila yang lain. Demikian juga, sila-sila Pancasila juga saling mewarnai,” pungkasnya.

LDII tidak menjadikan sila pertama sebagai bingkai kebangsaan, karena berpotensi melahirkan negara agama. “Ini bisa mendorong lahirnya negara agama. Islam memang mayoritas, tapi di beberapa wilayah justru minoritas. Ini mendorong lahirnya chauvinisme agama dan terjadi penindasan,” katanya.

LDII menilai dengan memahami semangat dan jiwa yang tergali dari sejarah kelahiran Pancasila, maka sila Persatuan Indonesia menjadi bingkai sila-sila yang lain. “Jadi, apapun agama yang dipeluk, aktualisasi kemanusiaan yang dilakukan, bentuk demokrasi yang dijalankan, dan model keadilan yang diterapkan, harus tetap dalam bingkai persatuan Indonesia, atau tetap dalam bingkai NKRI,” jelasnya.

Menurutnya, jika sila pertama sebagai pondasi, maka sila ketiga sebagai bingkai. Dan sila kelima sebagai tujuan. “Maka sila kedua dan keempat sebagai semangat dan cara untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.

Ia menerangkan, bangsa Indonesia tanpa Pancasila akan rapuh karena tidak punya pondasi yang kuat. Akan bercerai-berai karena tidak ada bingkai yang jelas. Akan kehilangan arah karena tidak punya tujuan yang jelas. “Akan menjadi tidak beradab, karena kehilangan semangat kemanusiaan dan kebersamaan,” jelas Chriswanto.

Previous Post

LDII: Konsekuensi Rusaknya Keutuhan Bangsa Jika Tak Jaga Komitmen Reformasi

Next Post

Ketum LDII: Demokrasi Hanya Bisa Jalan dengan Transparan dan Akuntabilitas

Next Post
Demokrasi

Ketum LDII: Demokrasi Hanya Bisa Jalan dengan Transparan dan Akuntabilitas

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

Plugin Install : Widget Tab Post needs JNews - View Counter to be installed
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Sulitkah Menjadi Professor?

Sulitkah Menjadi Professor?

September 21, 2020
Bahaya Kampanye LGBT

Kampanye LGBT Bahayakan Eksistensi Umat Manusia

December 12, 2022
Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

September 20, 2020
Ketum LPOI Pesan: Jaga Toleransi Antar Ormas Islam Jika Tak Ingin Bangsa Terbelah

Ketum LPOI Pesan: Jaga Toleransi Antar Ormas Islam Jika Tak Ingin Bangsa Terbelah

March 29, 2023
Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

0
Hikmah Dibalik Corona

Hikmah Dibalik Corona

0
Pendidikan Akademik Vs Vokasi

Pendidikan Akademik Vs Vokasi

0
Sulitkah Menjadi Professor?

Sulitkah Menjadi Professor?

0
LDII Hadiri Raker dan Halal Bihalal MUI Kabupaten Bandung

LDII Hadiri Raker dan Halal Bihalal MUI Kabupaten Bandung

May 5, 2025
Ponpes Wali Barokah Ikuti Sosialisasi Program OPOP dari Pemprov Jatim

Ponpes Wali Barokah Ikuti Sosialisasi Program OPOP dari Pemprov Jatim

March 5, 2025
PAC LDII Pabuaran Mekar Gelar Evaluasi Program Pembinaan Generasi Muda

PAC LDII Pabuaran Mekar Gelar Evaluasi Program Pembinaan Generasi Muda

December 15, 2024
DPD LDII Tangkot dan Selatan Apresiasi Penerapan 29 Karakter Luhur Para Santri di Ponpes LDII Jateng

DPD LDII Tangkot dan Selatan Apresiasi Penerapan 29 Karakter Luhur Para Santri di Ponpes LDII Jateng

December 13, 2024

Recent News

LDII Hadiri Raker dan Halal Bihalal MUI Kabupaten Bandung

LDII Hadiri Raker dan Halal Bihalal MUI Kabupaten Bandung

May 5, 2025
Ponpes Wali Barokah Ikuti Sosialisasi Program OPOP dari Pemprov Jatim

Ponpes Wali Barokah Ikuti Sosialisasi Program OPOP dari Pemprov Jatim

March 5, 2025

Tags

8 bidang pengabdian LDII Chriswanto Santoso Covid-19 gotong royong Halal Bihalal Kapolri Listyo Sigit Kepolisian Republik Indonesia KPU LDII LDII Bandung MUI MUI Bandung Pancasila Pandemi Papua Pemilu Damai Ponpes Wali Barokah Rapat Kerja Zulkifli Hasan
LDII PAPUA BARAT

DPW LDII PAPUA BARAT
Jl. Gunung Salju, Fanindi,
Kab. Manokwari,
Papua Barat
Telp. 0986 - 212313

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram

© 2021 - Managed by DPP LDII.

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Personalia
  • Kategori Berita
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Lokal
    • Opini
    • Organisasi
  • Kontak
  • Lain-lain
    • Jadwal Shalat
    • Hitung Zakat
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Idul Fitri

© 2021 - Managed by DPP LDII.